Ego
source : google image
Musim hujan masih dalam masa puncaknya. Hari ini, setelah hampir dua belas jam turun hujan, malam ini hujan turun cukup lebat disertai dengan deru angin kencang dan gemuruh petir yang sedikit menakutkan. Karena itu, aku terpaksa memutuskan sambungan telepon Tama demi alasan keselamatan. Orang tuaku sering berkata bahwa tidak baik menggunakan internet disaat hujan turun cukup lebat, apalagi saat ada petir. Jadi, kulakukan walaupun tak ingin.
Aku sedang dalam masa libur perkuliahan. Harusnya aku merasa rileks karena ini yang paling dibutuhkan para mahasiswa tingkat akhir, tapi aku malah merasa sebaliknya. Akhir-akhir ini aku merasa kosong, padahal ada Ibu dan keponakanku dirumah. Sore dan malam hari pun anggota keluarga ku akan berkumpul. Aku pun selalu berkomunikasi dengan Tama setiap harinya. Entah kenapa, terkadang aku masih merasa kosong.
Aku selalu beraktivitas seperti biasa. Pagi sampai sore hari mengurus keponakanku yang masih berumur tiga, menjemput kakakku pulang bekerja, mengerjakan pekerjaan rumah yang tersisa lalu kuakhiri hari yang panjang nan melelahkan ini dengan bercengkrama dengan Tama melalui telepon.
Hari ini, malam ini terasa sangat berbeda.
Hari ini, aku tidak banyak berkomunikasi dengan Tama karena seperti nya dia sedang sibuk. Aku pun lebih sibuk dari biasanya. Malam ini, saat waktunya menelpon Tama, terpaksa harus ku sudahi karena petir. Tepat setelah kuputuskan sambungan telepon nya, kekosongan yang selama ini kurasakan menguasai. Saking kosongnya, tanpa sadar aku terbengong selama beberapa menit, menatap kosong kearah meja belajar yang sudah kurapihkan beberapa saat yang lalu sambil mendengarkan bunyi dengung yang menguasai Indra pendengaran ku. Disaat seperti ini, memaksakan diri untuk sibuk pun mustahil karena hati kecilku tidak menginginkan hal itu.
Jawabannya sederhana, aku hanya ingin Tama. Itu saja.
Alasannya cukup cheesy, hanya Tama yang mampu memenuhi kekosongan ini.
Tolong jangan hakimi aku karena hal ini. Aku sudah mencoba segala hal yang biasanya kulakukan untuk mengisi kekosongan ini sebelum memutuskan bahwa hanya Tama yang kumau. Mulai dari membereskan kamar serapih mungkin, membaca semua rilisan terbaru komik yang kusukai, memainkan semua
games yang ada di handphone-ku, melanjutkan beberapa tulisanku yang tertunda, berfoto ria (maklum aku juga perempuan), membuka semua media sosial yang ada, menyanyi atau hanya sekedar mendengarkan lagu. Sayangnya bukan rasa kosongku yang hilang, melainkan waktuku yang rasanya terbuang pecuma. Aku tidak merasa terhibur.
Aku terlalu bergantung pada Tama atau inikah yang dinamakan egois?
---
Uwii : Kependekan, eh. Mana ngegantung pula.
Author : Namanya juga short story. Kalo dalam Bahasa Indonesia artinya cerita pendek.
Uwii : Gue berharap lo enggak tinggi-tinggi, thor.


Komentar
Posting Komentar